Desa Peliatan merupakan salah satu daerah tujuan wisata budaya di Bali yang banyak dikunjungi para wisatawan mancanegara maupun nusantara. Para wisatawan yang berkunjung biasanya datang untuk membeli hasil kerajinan rakyat ataupun untuk menyaksikan pertunjukan pagelaran kesenian yang sering kali digelar di desa Peliatan. Desa Peliatan ini letaknya sangat dekat dengan kota kecamatan Ubud yang hanya berjarak sekitar 2 km. Desa ini berada di dalam wilayah Kecamatan Ubud yang termasuk Kabupaten Gianyar. Secara geografis desa Peliatan letaknya membujur dari utara ke selatan dan merupakan desa yang berada di dataran rendah dengan ketinggian sekitar 300 hingga 400 meter di atas permukaan laut.
Untuk menuju desa Peliatan dari ibukota Denpasar hanya berjarak sekitar 22 km dan jarak dari desa ini ke Gianyar hanya sekitar 10 km. Sarana jalan untuk menuju desa ini cukup baik dan lancar serta ditunjang dengan kendaraan-kendaraan umum yang cukup memadai baik kendaraan roda empat maupun kendaraan roda dua.
Desa Peliatan adalah salah satu desa di Bali yang cukup padat penduduknya. Pada saat sekarang ini sebagian besar dari penduduk desa Peliatan sudah tidak memiliki tanah garapan untuk pertanian sehingga kebanyakan penduduknya mengalihkan mata pencahariannya ke sektor yang lain yang lebih memungkinkan untuk memenuhi kebutuhan sehari-harinya. Hal tersebut dipengaruhi juga dengan pesatnya perkembangan kepariwisataan di Bali, di mana desa Peliatan ini menjadi salah satu daerah tujuan wisata di kabupaten Gianyar yang menonjolkan seni budaya, kerajinan rakyat dan biasanya juga diadakan festival.
Desa Peliatan memiliki potensi yang sangat baik di dalam bidang seni budaya dan merupakan gudangnya para seniman. Seni budaya di desa ini sudah tumbuh dan berkembang dengan suburnya berbagai kegiatan seni, baik seni tari, seni patung, seni ukir, ataupun seni lukis. Sudah banyak yang dihasilkan tokoh-tokoh seniman yang berasal dari desa ini.
Tokoh-tokoh seniman yang piawai dalam seni tabuh yang banyak pengalaman dan sudah terkenal di tingkat nasional maupun internasional, seperti Anak Agung Gede Mandra, I Wayan Gandra, I Wayan Gerindem, dan I Made Lebah yang semuanya tergabung dalam kelompok atau sekeha Gong Gunung Sari Desa Peliatan. Mereka bersama-sama mempunyai cukup andil untuk merangsang para wisatawan mancanegara lebih bergairah datang ke Bali pada umumnya ataupun berkunjung ke desa Peliatan pada khususnya. Wisatawan yang berkunjung, pada umumnya seringkali mereka ingin ikut merasakan seni dan ikut pula berperan sebagai penabuh. Bahkan ada pula wisatawan yang ingin belajar menari dan menabuh dengan kelompok Gong Gunung Sari Desa Peliatan.
Dibandingkan dengan seni lukis, seni ukir, dan seni patung, desa Peliatan juga memiliki potensi yang cukup tinggi. Perkembangan seni lukis maupun seni patung sudah berkembang sejak perkembangan agama Hindu di Bali. Akan tetapi pada waktu itu, seni patung dan seni lukis masih diabadikan hanya untuk keperluan dan kepentingan agama. Dan ketika seniman R. Bonnet yang sempat datang dan menetap di Ubud dengan waktu yang cukup lama. Seniman-seniman Peliatan yang sudah memiliki gaya khas Ubud karena pengaruh pergaulannya dengan R. Bonnet, maka seniman-seniman Peliatan juga terpengaruh dengan gayanya R. Bonnet.
Di antara sekian murid-murid dari R. Bonnet seperti I Wayan Turun, Ida Bagus Made, I Wayan Bawa, dan I Wayan Ayun hingga kini masih tetap menduduki tempat terhormat di kalangan pelukis maupun kalangan pematung di desa Peliatan. Atas jasa R. Bonnet pula, pelukis serta pematung dari desa Peliatan dapat dikenal di kalangan dunia internasional dan kepariwisataan. Selain itu dari kesenian tersebut menjadi potensi yang sangat penting dan berpengaruh di mana desa Peliatan merupakan salah satu desa wisata yang sangat menarik untuk dikunjungi oleh wisatawan mancanegara maupun nusantara.
- See more at: http://www.wisatabali.info/2014/06/desa-peliatan-bali.html#sthash.1d7rGahb.dpuf
Tidak ada komentar:
Posting Komentar